Dua Jenis Editing di Media, Penjelasan Chief Editor Insight Blitar

Blitar — Dalam dunia media, proses penyuntingan atau editing merupakan tahapan krusial yang menentukan kualitas akhir sebuah konten. 

Hal ini disampaikan oleh Ahmad Fahrizal Aziz, Chief Editor Insight Blitar, saat menjelaskan pentingnya memahami dua jenis editing yang umum diterapkan dalam dunia jurnalistik dan penulisan konten.

Menurut Fahrizal, dua jenis editing yang dimaksud adalah editing teknis dan editing isi. Keduanya memiliki peran yang berbeda namun sama-sama vital dalam menyajikan informasi yang berkualitas kepada publik.

“Pertama, editing teknis,” ujar Fahrizal, “yaitu penyuntingan yang berkaitan dengan tanda baca, struktur kalimat, dan pemilihan diksi. Editing jenis ini bertujuan agar tulisan menjadi enak dibaca dan nyaman secara visual maupun tata bahasa.”

Ia menambahkan bahwa kesalahan teknis yang tampak sepele seperti salah ketik atau kalimat yang terlalu panjang bisa mengganggu pemahaman pembaca. 

Karena itu, keberadaan editor teknis dibutuhkan untuk memastikan bahwa sebuah tulisan tersampaikan dengan jernih dan efektif.

Jenis kedua adalah editing isi, yang menurut Fahrizal memiliki peran yang lebih dalam terhadap substansi konten. 

“Editing isi berkaitan dengan akurasi informasi, ketepatan logika, dan validitas data. Di sinilah peran editor untuk memeriksa apakah sebuah tulisan memiliki dasar informasi yang kuat dan tidak menyesatkan pembaca,” jelasnya.

Editing isi menjadi penting terutama dalam konteks jurnalistik, di mana penyampaian informasi yang akurat menjadi salah satu prinsip dasar. 

Fahrizal mencontohkan bahwa seringkali sebuah tulisan memiliki gaya bahasa yang baik, namun substansinya lemah atau bahkan tidak benar. 

“Ini sangat berisiko, apalagi jika menyangkut isu-isu sensitif,” ujarnya.

Dalam praktiknya, banyak penulis konten yang sebenarnya memiliki potensi besar, namun tetap membutuhkan kehadiran editor untuk memoles karya mereka. 

Fahrizal menyebut bahwa sentuhan dari editor bukan hanya untuk memperbaiki teknis, tetapi juga untuk mengantisipasi potensi kesalahan yang bisa memicu reaksi negatif dari pembaca.

“Tidak jarang sebuah tulisan menimbulkan kontroversi hanya karena ada satu data yang tidak akurat atau logika kalimat yang rancu,” katanya. 

“Editor hadir untuk mencegah hal-hal semacam itu.”

Fahrizal juga menegaskan bahwa menulis dan mengedit adalah dua pekerjaan yang berbeda. 

“Penulis dan editor punya perspektif dan tanggung jawab yang berbeda. 

Penulis bertugas menuangkan ide dan gagasan, sementara editor bertugas menjaga agar gagasan tersebut sampai ke pembaca dengan tepat dan bertanggung jawab,” ujarnya.

Ia menutup penjelasannya dengan menekankan bahwa dalam dunia media profesional, kerja sama antara penulis dan editor adalah hal mutlak. 

“Kualitas konten tidak hanya bergantung pada seberapa pintar penulisnya, tetapi juga seberapa cermat editornya,” pungkas Fahrizal.

Dengan pemahaman yang baik tentang kedua jenis editing ini, diharapkan industri media dapat terus meningkatkan standar kualitas kontennya, serta menjaga kepercayaan publik terhadap informasi yang disampaikan.

0 Komentar