Ahmad Fahrizal Aziz saat nongkrong di Tiga Tuju Kafe, Kanigoro. Dok/pri


Bekerja dari rumah—atau yang lebih dikenal dengan istilah remote working—telah menjadi kebiasaan baru bagi banyak orang, termasuk Ahmad Fahrizal Aziz, editor Insight Blitar. 

Sejak memutuskan untuk bekerja dari rumah, ia tak hanya mengandalkan laptop dan internet untuk menyelesaikan tugasnya, tetapi juga playlist musik yang menemani sepanjang hari.

Bagi Fahrizal, musik adalah bagian integral dari ritme kerja yang membantunya tetap fokus dan produktif. 

Setiap genre dan lagu yang ia pilih memiliki cerita tersendiri, mengalun dengan lembut di tengah kesibukan dunia digital yang tak pernah tidur.

Ada nama-nama musisi dan band internasional yang menjadi teman setia. Ada One Republic, The Script, Green Day, Keane, dan Celine Dion. Setiap lagu yang dipilihnya seakan membawa energi baru, memberi ruang untuk refleksi pribadi, atau sekadar menjadi teman yang menenangkan di tengah tumpukan deadline.

One Republic, Mengangkat Semangat dengan Lirik yang Memotivasi

Bagi Fahrizal, One Republic adalah salah satu band yang selalu berhasil mengangkat semangatnya, terutama ketika bekerja dari rumah yang bisa terasa sepi dan penuh distraksi. 

Band asal Amerika Serikat ini terkenal dengan lagu-lagu yang liriknya sarat dengan pesan motivasi dan optimisme. 

Sejak debut mereka dengan album Dreaming Out Loud pada 2007, One Republic telah mengeluarkan berbagai hits yang menggetarkan hati banyak orang, seperti Apologize, Stop and Stare, dan Counting Stars

Lagu-lagu One Republic memberi dorongan positif yang dibutuhkan agar tetap semangat dan fokus. 

Lagu Counting Stars, misalnya, dengan irama yang energik dan lirik yang penuh gairah hidup, bisa menjadi pendorong saat ide-ide kreatif sedang mandek atau saat rasa lelah mulai menyerang.

The Script, Menemani dengan Melodi yang Penuh Perasaan

Berbeda dengan One Republic, The Script menawarkan lagu-lagu dengan melodi yang lebih mellow, tetapi tetap penuh dengan perasaan yang bisa menyentuh hati. 

The Script, yang terbentuk di Dublin, Irlandia, mengusung genre pop rock dengan sentuhan piano yang khas dalam setiap lagunya. 

Lagu-lagu mereka seringkali berbicara tentang cinta, patah hati, dan introspeksi diri.

Lagu seperti The Man Who Can’t Be Moved dan Breakeven sangat dekat dengan tema-tema kehidupan pribadi yang bisa membuat pendengarnya meresapi setiap baitnya. 

Bagi Fahrizal, The Script adalah teman setia di tengah kesendirian malam saat bekerja, ketika segala sesuatu terasa penuh dengan perenungan. 

Musik mereka memberikan ruang untuk melamun, berpikir, dan terkadang mengingatkan untuk tetap tegar menghadapi segala cobaan hidup.

Bagi seorang editor seperti Fahrizal, yang sering berhadapan dengan deadline ketat dan banyaknya tugas yang harus diselesaikan, mendengarkan lagu The Script di tengah malam bisa memberikan ketenangan pikiran, menciptakan suasana yang penuh dengan rasa damai, meskipun pekerjaan masih menanti.

Green Day, Energi Punk yang Tidak Pernah Padam

Setelah melodi lembut The Script, tiba saatnya bagi Green Day untuk memompa semangat Fahrizal dalam menghadapi tumpukan pekerjaan. 

Sebagai band punk rock yang telah dikenal sejak awal 90-an, Green Day dikenal dengan lagu-lagu yang penuh energi dan kritik sosial. Album seperti American Idiot dan Dookie telah menjadi ikon dalam dunia musik punk rock.

Bagi Fahrizal, lagu-lagu Green Day seperti Boulevard of Broken Dreams atau Holiday bisa menjadi penyegar di tengah hari yang penuh kebosanan. 

Lagu-lagu dengan tempo cepat dan gitar yang menghentak ini memberikan energi baru, terutama saat menghadapi pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi atau ketika otak terasa berat. 

Kehadiran Green Day dalam playlist-nya adalah untuk mengingatkan bahwa, meskipun hidup penuh dengan masalah dan tantangan, kita masih bisa terus berjalan dengan kepala tegak dan semangat yang tidak pernah padam.

Keane, Harmoni yang Menenangkan di Malam Hari

Keane adalah band asal Inggris yang dikenal dengan nuansa musik yang lebih melankolis dan introspektif. 

Saat malam tiba, Fahrizal sering memilih untuk mendengarkan lagu-lagu Keane, yang mampu memberikan ketenangan dan keheningan di tengah hiruk-pikuk pekerjaan yang tak pernah berakhir. 

Lagu seperti Somewhere Only We Know atau Bedshaped memiliki kedalaman emosi yang sulit ditandingi, dan liriknya yang penuh dengan perasaan seringkali membawa pendengar untuk merenung lebih dalam.

Malam adalah waktu terbaik bagi Fahrizal untuk menikmati lagu-lagu Keane. Saat sepi menyelimuti ruangan kerja dan hanya suara keyboard yang terdengar, lagu-lagu Keane membantu menciptakan atmosfer yang pas untuk berfokus pada pekerjaan sambil menikmati harmoni suara yang menenangkan. 

Musik mereka, dengan alunan piano dan vokal yang khas, memberikan rasa nyaman yang mengurangi rasa lelah setelah seharian bekerja.

Celine Dion, Suara Merdu yang Menenangkan Hati di Tengah Malam

Tidak hanya band atau grup musik, Celine Dion juga merupakan salah satu penyanyi yang masuk dalam playlist favorit Fahrizal, terutama di malam hari. 

Suara merdu Celine Dion yang penuh emosi menjadi teman yang sempurna saat malam menjelang. 

Lagu seperti My Heart Will Go On dan The Power of Love sudah tidak asing lagi bagi banyak orang, dan bagi Fahrizal, lagu-lagu tersebut memiliki kekuatan untuk membawa kedamaian setelah seharian bekerja.

Celine Dion dikenal dengan teknik vokalnya yang luar biasa dan kemampuan untuk menyampaikan emosi melalui setiap nada yang dinyanyikan. 

Bagi Fahrizal, mendengarkan Celine Dion adalah cara untuk menenangkan pikiran, meresapi keindahan musik, dan mengingat kembali pentingnya cinta dan keluarga, meskipun tengah tenggelam dalam pekerjaan.

Playlist musik Ahmad Fahrizal Aziz menggambarkan beragam sisi dirinya—dari yang penuh semangat hingga yang penuh perenungan.


Ditulis oleh Andaro Jasmine