Ahmad Fahrizal Aziz, pendiri Insight Blitar Media

Menghidupi media digital di era sekarang itu mirip menjaga warung kopi di tengah-tengah mal yang penuh kafe ber-AC dan wifi gratis. Tantangannya banyak, peluangnya juga tidak selalu jelas. Tapi survive adalah pilihan, dan adaptif jadi kewajiban. 

Insight Blitar Media, sebagai salah satu media digital lokal yang terus bertahan dan tumbuh, tentu punya cara tersendiri agar dapur tetap mengepul. 

Dari mana sebenarnya mereka dapat uang? Yuk, kita bongkar satu-satu.

1. Iklan Digital: CPM dan CPC

Sumber utama yang pertama datang dari iklan digital berbasis tayangan dan klik, atau dalam istilah kerennya: CPM dan CPC.

CPM (Cost Per Mille) berarti pengiklan membayar setiap seribu tayangan iklan. Misalnya, jika satu blog berhasil menggaet 10 ribu pengunjung, maka iklan yang tampil di halaman itu bisa menghasilkan beberapa dolar—tergantung dari harga per seribu tayang yang ditentukan platform seperti Google Adsense.

Sedangkan CPC (Cost Per Click) lebih mengandalkan klik. Jadi bukan cuma dilihat, tapi iklan itu harus diklik dulu baru bisa menghasilkan uang. 

Biasanya nilainya lebih tinggi dari CPM, tapi tentu lebih sulit didapat karena pembaca tidak selalu tertarik mengeklik iklan.

Insight Blitar Media mengelola beberapa jaringan blog yang sudah dimonetisasi. Ini bukan blog asal-asalan, tapi punya niche, punya trafik, dan tentu saja punya konten yang menarik buat mesin pencari. 

Dari sinilah sumber pendapatan digital mereka mengalir, tentu lewat mitra iklan besar seperti Google Adsense, dan pembayaran dilakukan melalui Paypal.

Tapi, jangan bayangkan pendapatan dari sini stabil. Dunia digital itu fluktuatif. Hari ini trafik bisa tinggi, besok bisa sepi karena algoritma berubah. 

Nilai CPM dan CPC juga tergantung negara asal pembaca, jenis iklan, sampai musim. Akhir tahun biasanya naik karena banyak promosi, tapi awal tahun bisa turun drastis.

2. Iklan Konvensional: Ulasan dan Promosi Produk

Sumber pendapatan kedua datang dari jalur yang lebih manual, yaitu iklan konvensional. Ini biasanya dalam bentuk kerja sama dengan pemilik produk atau jasa yang ingin dipromosikan lewat Insight Blitar Media.

Bentuknya bisa berupa banner di situs, bisa juga artikel ulasan produk. Biasanya pelaku UMKM lokal, instansi, atau kadang event organizer butuh media untuk mengangkat produk mereka agar lebih dikenal masyarakat Blitar. Insight Blitar Media hadir jadi jembatan itu.

Model ini memang lebih repot karena harus komunikasi langsung dengan klien, tapi kelebihannya: nilainya bisa dinegosiasi, dan biasanya dibayar di depan.

3. Jualan Produk di Insight Online Market

Pernah dengar Insight Online Market? Ini adalah kanal jualan yang disediakan oleh Insight Blitar Media untuk menjembatani pelaku UMKM lokal dengan pembeli secara online.

Awalnya konsep ini cukup menjanjikan. Produk-produk lokal seperti kerajinan tangan, makanan khas, dan kebutuhan rumah tangga ditampilkan dan dipasarkan lewat jaringan Insight. 

Namun sayangnya, setelah meledaknya tren marketplace besar seperti Shopee, Tokopedia, dan TikTok Shop, kanal jualan lokal seperti ini makin sulit bersaing.

Traffic ke Insight Online Market mulai menyusut, pembeli lebih suka belanja di tempat yang punya banyak promo dan gratis ongkir. Akhirnya, kanal ini sekarang lebih bersifat pendukung, bukan sumber utama pendapatan.

4. Jasa Pembuatan Konten Artikel Non-Berita

Sumber keempat, yang dulu sempat jadi andalan, adalah jasa pembuatan artikel non-berita untuk media lain. 

Insight Blitar Media punya tim penulis yang terbiasa bikin artikel gaya feature, gaya hidup, sampai artikel SEO friendly untuk portal-portal mainstream di Indonesia.

Selama beberapa tahun, ini jadi ladang yang lumayan subur. Namun, sejak era AI generatif masuk ke ranah penulisan, banyak media beralih menggunakan AI untuk membuat artikel-artikel jenis ini. Permintaan menurun. 

Bahkan ada yang blak-blakan bilang: “Nggak butuh penulis lagi, pakai AI saja.”

Ini realitas baru yang mau tidak mau harus diterima. Meski begitu, Insight Blitar Media masih mempertahankan tim penulisnya, karena percaya masih ada ruang bagi konten yang ditulis manusia—apalagi kalau butuh sentuhan lokal, cerita empatik, dan kedalaman yang belum bisa ditiru mesin.

Bertahan dengan Banyak Kaki

Kalau ada yang bertanya: “Darimana Insight Blitar Media dapat uang?” Jawabannya: dari banyak kaki. Iklan digital, iklan langsung, jualan produk, sampai jasa konten. 

Tapi semuanya fluktuatif, penuh tantangan, dan terus berubah.

Di era ketika AI bisa menulis, marketplace menguasai jualan, dan algoritma mesin pencari terus berputar, Insight Blitar Media tetap mencoba bertahan. 

Karena yang membuat media lokal hidup bukan sekadar uang, tapi juga misi untuk terus menyuarakan cerita-cerita dari akar rumput.

Jika Anda punya produk lokal, atau butuh cerita yang ditulis dengan hati, mungkin Insight Blitar Media masih jadi tempat yang layak Anda sapa.