Dulu, jadi blogger itu keren. Orang bisa mendadak terkenal hanya karena rutin menulis curhatan di blog. 

Bahkan ada yang dapat duit banyak dari Google AdSense, beli mobil, jalan-jalan ke luar negeri, dan hidup terlihat begitu menyenangkan. Tapi itu dulu.

Sekarang? Masih lumayan. Tapi ya… jangan kebanyakan berharap. Jangan berpikir bisa beli rumah cash dari hasil blogging dalam tiga bulan. Bisa sih, tapi peluangnya setipis kulit bawang.

Kalau kamu tanya, “Masih layak nggak jadi blogger di zaman sekarang?” Jawabannya: masih. 

Asal kamu tahu medan dan tahu ekspektasi. Kalau targetmu cuma penghasilan setara UMR sebulan, blogging masih bisa jadi pilihan yang masuk akal. 

Tapi kalau kamu mau cepat kaya, punya villa di Bali dan mobil listrik terbaru, blogging bukan jalannya—kecuali kamu punya hoki kelas dewa atau gabung dengan tim marketing digital yang punya dana iklan tak terbatas.

Tidak Hanya Adsense

Satu hal yang perlu kamu tahu, penghasilan blogger itu tidak melulu dari Google AdSense. Banyak pemula yang terlalu menggantungkan harapan pada AdSense. 

Padahal daftarnya saja bisa susah, belum lagi kena banned karena hal sepele. Tapi tenang, dunia tidak berakhir di situ.

Sekarang ada banyak alternatif. Sebut saja Adsterra, YlliX, MGID, atau PropellerAds. Memang sih, bayaran per klik atau per tayangannya nggak sewah AdSense. 

Tapi kalau trafik blog kamu lumayan, bisa juga dapet duit jajan tambahan. Bahkan kadang lebih stabil daripada AdSense yang aturannya makin ketat.

Selain iklan, ada juga peluang dari konten sponsor, afiliasi produk, jualan ebook, atau kursus online. Intinya, blogger zaman sekarang jangan cuma jadi penulis, tapi juga harus mikir kayak pedagang. 

Tahu siapa pembaca, tahu apa yang dijual, dan tahu cara menyampaikan pesan.

Perkuat dengan Sosial Media

Blog sekarang ibarat warung kecil di pinggir jalan desa. Kalau nggak dikasih plang, orang nggak akan tahu. Nah, di sinilah media sosial masuk.

Kalau kamu aktif nulis di blog, jangan malas share link di Facebook. Kenapa Facebook? Karena masih jadi platform yang paling cocok buat promosi blog—khususnya di Indonesia. 

Banyak grup niche yang bisa jadi ladang emas kalau kamu aktif di sana. Misalnya kamu nulis soal parenting, gabung ke grup ibu-ibu. 

Nulis soal otomotif, gabung ke grup pecinta motor. Jangan cuma share, tapi juga aktif komentar dan bikin orang penasaran dengan tulisanmu.

Instagram, Twitter, bahkan TikTok juga bisa jadi saluran trafik. Tapi untuk share link blog, Facebook masih yang paling praktis. Karena bisa langsung klik, langsung nyambung.

Konten Original Tetap Raja

Kalau kamu mau blogmu tahan lama dan terus mendatangkan pembaca, ya harus punya konten original. Bukan cuma copas artikel orang dan ganti judul. 

Google sekarang makin pintar. Mereka tahu mana yang benar-benar ditulis manusia, dan mana yang hasil “copy pasta”.

Tapi tenang, kamu nggak harus jadi sastrawan atau jurnalis handal. Bahkan sekarang, dengan bantuan AI seperti ChatGPT (ahem!), kamu bisa lebih mudah bikin draft tulisan. 

Tapi ingat, AI itu cuma alat bantu. Gagasan tetap harus datang dari kamu.

Kalau semua orang pakai AI untuk nulis hal yang sama, ya hasilnya juga mirip-mirip. Nah, di sinilah pentingnya gagasan unik

AI boleh bantu nyusun paragraf, tapi ide gilamu itulah yang bikin blogmu beda dari yang lain. 

Misalnya kamu menulis tentang hidup di desa tapi dengan sudut pandang satir. 

Atau nulis soal keuangan tapi dengan gaya nyeleneh. Itu yang bikin pembaca betah.

Gajian Setara UMR? Bisa!

Kalau kamu serius ngeblog, konsisten nulis minimal 3 kali seminggu, dan rajin promosi, dapat gaji setara UMR bukan mimpi. Serius. 

Banyak blogger yang sudah membuktikan. Memang tidak langsung, butuh waktu. Biasanya 6 bulan sampai setahun untuk mulai stabil. 

Tapi angka segitu sudah lumayan, kan? Bisa untuk bayar kos, makan enak, dan sesekali jajan kopi kekinian.

Tapi ya itu tadi, kalau mau jadi kaya raya, jangan cuma mengandalkan blog. Harus mulai mikir bikin produk, bangun komunitas, atau bahkan bikin agensi digital kecil-kecilan. 

Blogging bisa jadi pintu masuk, tapi bukan tempat tidur empuk selamanya.

***

Jadi, apakah blogging masih layak? Jawabannya ya, masih. Tapi jangan terlalu berharap jadi sultan. Anggap saja blogging itu seperti bercocok tanam. 

Butuh waktu, butuh ketekunan, dan perlu tahu musim. Tapi kalau dilakukan dengan konsisten dan cerdas, hasilnya bisa lumayan.

Jadi blogger harus lincah, kreatif, dan jangan gampang baper kalau trafik turun.

Karena blogger sejati tahu, meski bukan jalan cepat menuju kekayaan, menulis dan berbagi tetap memberi kepuasan—dan kalau beruntung, juga pemasukan.