Ahmad Fahrizal Aziz adalah sosok yang tak asing di kalangan pegiat literasi dan media di Blitar.
Lahir dan tumbuh dalam lingkungan yang kaya akan dinamika sosial dan budaya, Fahrizal tumbuh menjadi seorang blogger, penulis, sekaligus aktivis literasi yang konsisten menggerakkan berbagai inisiatif berbasis komunitas.
Sebagai pendiri Insight Blitar Media, ia turut menggagas media Blitarmu.ID dan kini menjabat sebagai Pemimpin Redaksi.
Selain itu, ia juga menjadi koordinator Narakata Media, wadah berbasis digital yang mendukung geliat literasi lokal dengan pendekatan media kreatif dan kolaboratif.
Tak hanya berkutat di ruang digital, Fahrizal juga menanamkan akar literasi di masyarakat melalui pendirian sejumlah komunitas.
Ia mendirikan Forum Lingkar Pena (FLP) Blitar, Komunitas Muara Baca, serta Paguyuban Srengenge, tiga ruang alternatif yang menjadi rumah bagi para pembaca, penulis, dan pemikir muda Blitar untuk bertumbuh bersama.
Di tingkat regional, ia aktif di Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB), serta menjadi salah satu penggerak inisiatif Suara Sastra dan Literasi, program berbasis komunitas yang menghidupkan ruang-ruang sastra rakyat.
Komitmennya terhadap sejarah dan demokrasi tertuang dalam karya buku "Dua Dekade Kota Blitar Memilih", sebuah buku sejarah pemilu Kota Blitar yang ia tulis bersama KPU Kota Blitar.
Buku ini bukan hanya dokumentasi peristiwa politik, tetapi juga upaya edukatif untuk memperkuat kesadaran demokrasi di tingkat lokal.
Fahrizal juga dikenal luas sebagai narasumber di berbagai pelatihan jurnalistik dan diklat kepenulisan di sekolah dan lembaga pendidikan.
Ia aktif membagikan pengetahuan dan pengalamannya dalam dunia tulis-menulis dan media kepada generasi muda, serta terlibat dalam lebih dari puluhan buku antologi.
Ia juga kerap didapuk menjadi juri lomba esai, pidato, dan novel, menunjukkan kapasitas literernya yang dihargai berbagai pihak.
Kiprahnya menjangkau berbagai instansi, dari Perpustakaan Nasional Bung Karno, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten dan Kota Blitar, hingga KPU Kota Blitar dan Dinas PPKBPPPA Kabupaten Blitar.
Keaktifannya tak hanya terbatas pada panggung literasi, tetapi juga dalam penguatan institusional dan pengembangan kapasitas publik.
Dalam berbagai forum, baik seminar, talkshow, maupun diskusi komunitas, Ahmad Fahrizal Aziz juga dipercaya menjadi moderator. Peran ini ia lakoni dengan piawai, menghidupkan dialog dan menggiring wacana menjadi lebih reflektif serta bermakna.
Dengan semangat literasi yang tak pernah padam, Ahmad Fahrizal Aziz membuktikan bahwa membangun peradaban bisa dimulai dari buku, komunitas, dan komitmen yang konsisten.
Ia adalah contoh nyata bahwa di tengah derasnya arus digital, suara lokal dan gerakan literasi akar rumput tetap bisa bersinar dan memberi dampak.
0 Komentar