Ahmad Fahrizal Aziz, Aktivis Literasi Blitar

Ahmad Fahrizal Aziz, Aktivis Literasi Blitar


Ahmad Fahrizal Aziz adalah sosok yang dikenal sebagai aktivis literasi dan pegiat budaya di Blitar. Sebagai seorang penulis, mentor, dan penggerak komunitas, Fahrizal berperan besar dalam memajukan budaya literasi di kota kecil yang dikenal sebagai tempat kelahiran Bung Karno ini. 

Dalam perjalanan hidupnya, ia tidak hanya berfokus pada dunia sastra, tetapi juga terlibat dalam berbagai kegiatan sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesadaran sosial di Blitar. 

Melalui berbagai gagasan dan kontribusinya, Fahrizal telah menjadi inspirasi bagi banyak orang dalam memperjuangkan gerakan literasi di tingkat lokal.

Keterlibatannya dalam Komunitas Literasi

Salah satu tonggak penting dalam perjalanan literasi Fahrizal adalah keaktifannya di Forum Lingkar Pena (FLP) Blitar, sebuah komunitas sastra yang ia ikuti sejak 2008. FLP Blitar menjadi wadah bagi banyak penulis muda untuk belajar, berkarya, dan saling berbagi pengalaman dalam dunia kepenulisan. 

Dalam komunitas ini, Fahrizal bukan hanya sekadar anggota, tetapi juga berperan aktif sebagai mentor bagi penulis muda, memberikan pelatihan menulis, serta mengorganisir diskusi sastra.

Keaktifannya dalam FLP Blitar menunjukkan komitmennya untuk mengembangkan potensi para penulis muda di Blitar, menjadikan sastra sebagai sarana untuk mengekspresikan diri dan berkomunikasi dengan dunia luar. 

Ia percaya bahwa literasi tidak hanya tentang membaca dan menulis, tetapi juga tentang bagaimana menumbuhkan kesadaran kritis dan apresiasi terhadap karya sastra. 

Salah satu program yang didukung oleh Fahrizal adalah Suara Sastra, sebuah kegiatan yang rutin diselenggarakan untuk mengumpulkan penulis, pembaca, dan masyarakat umum untuk berbagi karya sastra, baik dalam bentuk puisi, cerpen, maupun prosa. 

Meskipun bukan pendiri acara ini, Fahrizal telah mendukung penuh acara tersebut dan turut berkontribusi dalam memajukan gerakan literasi melalui kegiatan ini.

Suara Sastra telah menjadi platform penting dalam memajukan literasi di Blitar. Melalui program ini, Fahrizal memberikan ruang bagi masyarakat Blitar untuk mengenal lebih dekat dunia sastra dan menumbuhkan minat baca yang lebih luas. 

Program ini juga telah mencetak berbagai karya yang diterbitkan dalam bentuk antologi dan digunakan sebagai referensi bagi mereka yang tertarik pada dunia kepenulisan. 

Bahkan, hingga edisi ke-47 pada Desember 2024, program ini terus berjalan, membuktikan kesuksesannya sebagai ruang ekspresi yang inklusif dan bermanfaat bagi masyarakat Blitar.

Gagasan Literasi Berbasis Komunitas

Salah satu gagasan utama Fahrizal dalam bidang literasi adalah penerapan literasi berbasis komunitas. Ia percaya bahwa untuk membangun budaya literasi yang kuat, perlu ada dukungan dari komunitas yang saling mendukung dan berkolaborasi. 

Oleh karena itu, ia tidak hanya terlibat dalam kegiatan FLP Blitar, tetapi juga aktif dalam berbagai organisasi lokal yang berfokus pada peningkatan minat baca dan menulis di Blitar. 

Salah satunya adalah melalui pendirian Rumah Cahaya, sebuah rumah baca dan sekretariat FLP yang menjadi pusat kegiatan literasi bagi anak-anak muda dan masyarakat Blitar.

Rumah Cahaya menyediakan berbagai fasilitas untuk mendukung kegiatan membaca dan menulis, termasuk koleksi buku yang dapat dipinjam oleh siapa saja, ruang diskusi, dan pelatihan menulis. 

Rumah Cahaya telah menjadi simbol penting dalam gerakan literasi di Blitar, membuktikan bahwa literasi bukan hanya soal kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga tentang bagaimana komunitas dapat saling mendukung dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan budaya literasi.

Literasi dan Sejarah

Selain literasi sastra, Fahrizal juga menunjukkan ketertarikannya pada sejarah, terutama yang berkaitan dengan kota kelahirannya, Blitar. Ia menyadari pentingnya pemahaman sejarah sebagai bagian dari gerakan literasi yang lebih luas. 

Dalam beberapa tulisannya, Fahrizal mengangkat berbagai topik sejarah, mulai dari sejarah Blitar sebagai kota, hingga sejarah tokoh-tokoh besar seperti Bung Karno yang lahir di kota ini. 

Melalui pemahaman sejarah, ia ingin menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga dan merawat warisan sejarah sebagai bagian dari identitas budaya.

Salah satu tulisan Fahrizal yang menonjol adalah "Beberapa Versi Sejarah Kota Blitar, Mana yang Benar?". Dalam artikel ini, ia mengulas berbagai versi sejarah yang berkaitan dengan penetapan tanggal lahir Kota Blitar. Ia memaparkan beberapa sumber sejarah, seperti Prasasti Balitar dari era Jayanegara, serta berbagai peninggalan dari kerajaan-kerajaan besar di Indonesia. 

Fahrizal mengajak pembaca untuk melihat sejarah dari berbagai perspektif dan menghargai keberagaman pemahaman sejarah yang ada.

Aktivitas di Perpustakaan Bung Karno dan Program Literasi Lainnya

Selain kegiatan di FLP dan Rumah Cahaya, Fahrizal juga aktif dalam berbagai program literasi yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga lain di Blitar. Salah satunya adalah Perpustakaan Bung Karno, yang menjadi tempat untuk diskusi dan kajian tentang pemikiran Bung Karno dan perjuangan Indonesia. Melalui peranannya di perpustakaan ini, Fahrizal ingin mendorong masyarakat untuk lebih mengenal pemikiran-pemikiran Bung Karno, khususnya terkait dengan perjuangan kemerdekaan dan pentingnya pendidikan dalam membangun bangsa.

Di sini, ia juga menggelar kegiatan literasi yang melibatkan generasi muda untuk memahami sejarah Indonesia dan berpartisipasi aktif dalam diskusi kebangsaan. Dengan cara ini, Fahrizal berharap agar generasi muda Blitar tidak hanya terpapar pada dunia sastra, tetapi juga memiliki pemahaman yang mendalam tentang sejarah dan nilai-nilai kebangsaan yang diwariskan oleh para pendahulu.

Keaktifannya sebagai Narasumber Kepenulisan

Selain keterlibatannya dalam komunitas literasi dan kegiatan literasi lokal, Fahrizal juga dikenal sebagai narasumber dalam berbagai acara yang berkaitan dengan kepenulisan. Ia sering diundang sebagai pembicara dan fasilitator di berbagai sekolah, instansi pemerintah, dan lembaga pendidikan lainnya. Dalam kapasitasnya sebagai narasumber, Fahrizal berbagi pengetahuan dan pengalamannya dalam menulis, memberikan motivasi kepada peserta untuk mengembangkan keterampilan menulis mereka.

Sebagai narasumber, ia membahas berbagai topik, mulai dari dasar-dasar menulis hingga teknik-teknik lanjutan dalam penulisan kreatif dan jurnalisme. Keaktifannya dalam kegiatan-kegiatan ini menunjukkan dedikasinya untuk memperluas cakupan literasi tidak hanya di kalangan penulis, tetapi juga di kalangan pelajar, guru, dan masyarakat umum.

Gagasan tentang Pendidikan dan Kualitas Literasi

Fahrizal juga mengusung gagasan bahwa pendidikan yang berkualitas harus melibatkan literasi sebagai dasar utama. Ia percaya bahwa literasi bukan hanya tentang keterampilan teknis membaca dan menulis, tetapi juga tentang kemampuan untuk berpikir kritis, memahami informasi, dan mengkomunikasikan ide secara efektif. Oleh karena itu, ia sering menekankan pentingnya pendidikan yang mendorong pengembangan keterampilan literasi, baik di sekolah maupun di masyarakat luas.

Sebagai seorang aktivis literasi, Fahrizal juga terlibat dalam berbagai kegiatan pelatihan menulis dan diskusi sastra untuk meningkatkan kualitas literasi di kalangan masyarakat Blitar. Ia percaya bahwa dengan meningkatkan kualitas literasi, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih cerdas dan berwawasan luas, yang pada gilirannya dapat berkontribusi lebih besar pada pembangunan sosial dan ekonomi daerah.

Kesimpulan

Ahmad Fahrizal Aziz adalah contoh nyata seorang tokoh yang memanfaatkan sastra dan literasi sebagai alat untuk memperkaya kehidupan sosial dan budaya di Blitar. Melalui berbagai kegiatan yang ia lakukan, mulai dari mengelola Suara Sastra, mengembangkan Rumah Cahaya, hingga menulis tentang sejarah dan kebangsaan, Fahrizal telah memberikan kontribusi besar dalam memperkuat gerakan literasi di daerahnya. Gagasannya tentang literasi berbasis komunitas dan pendidikan yang mengedepankan keterampilan berpikir kritis menjadikannya sebagai inspirasi bagi banyak orang, baik di Blitar maupun di luar daerah. Di tengah tantangan zaman, Ahmad Fahrizal Aziz terus menggelorakan semangat literasi yang akan membawa manfaat besar bagi masyarakat Blitar, bahkan lebih luas lagi.


Diulas oleh Alberta Yustin

0 Komentar